Selasa, 05 Januari 2010

SENI DALAM PENDIDIKAN ANAK SD


Setiap anak terlahir membawa keunikan dan kekhasan sendiri-sendiri. Termasuk dalam hal minat, bakat dan potensi yang dimiliki. Pendidikan yang baik adalah bagaimana memaksimalkan perkembangan seluruh potensi anak sehingga menjadi pribadi yang berkarakter.

  1. SENI MENGGAMBAR/MELUKIS

Pendidikan kursus gambar bagi anak tidak hanya melatih ketrampilan tangan, tetapi juga melatih mata, pembentukan persepsi serta menumbuhkan rasa estetika. Pendidikan dan kursus gambar/melukis tidak mutlak menjadikan seorang anak berprofesi sebagai pelukis, tetapi ia dapat menjadi “pelukis” dalam kehidupannya sehari-hari, menjadi seorang yang kreatif, inovatif, dinamis, berjiwa besar dalam keberagaman profesi yang dipilih oleh anak tersebut.

Metode pendidikan dari tempat kursus gambar bertujuan membantu anak mengembangkan bakat dan kreativitas melukis, menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri. Dengan sistem kelas non formal, anak dapat belajar melukis secara santai, bebas berekspresi mengungkapkan ide, dan adanya interaksi dengan teman sebaya akan menciptakan suatu iklim kompetisi yang sehat, saling belajar dari kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan terus mengasah ketrampilan sehingga ia dapat menjadi “pelukis” sejati dalam kehidupannya.

Menggambar dan mewarnai adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Lewat menggambar, mereka bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka. Gambar-gambar yang mereka hasilkan menunjukkan tingkat kreativitas masing-masing anak.

Orang tua yang peduli dengan perkembangan kreativitas putra-putrinya biasanya akan mengikutkan mereka Kursus Gambar, kursus melukis sejak dini. Semakin muda usia anak, semakinmudahdiarahkan.

Menurut pelukis senior sekaligus pengajar lukis Asri Nugroho, usia yang paling baik bagi anak untuk belajar melukis atau ikut kursus gambar adalah empat tahun. Pada masa tersebut, anak-anak paling suka bermain-main. Karena itu, gambar-gambar kartun yang mereka hasilkan bisa beragam, bergantung kesukaan masing-masing anak. “Ketika anak usia empat tahun belajar melukis atau kursus gambar, mereka harus dibiarkan dan terus dipuji. Tindakan tersebut bisa memancing kreativitas dia,” ujarnya.

Memasuki usia sekolah dasar, gambar yang dihasilkan mulai berbentuk. Pada usia 11 sampai 12 tahun, fantasi anak yang dituangkan dalam gambar lebih terlihat. “Bisa dibilang, pada usia ini, gambar kartun mereka itu sedang bagus-bagusnya,” kata pelukis yang tinggal di Perumahan Gunung Sari Indah tersebut.

Menurut Asri, saat ini ada banyak alternatif peralatan melukis. Namun, yang paling tepat bagi anak-anak usia TK hingga SD adalah krayon atau pensil warna. ”Karena mereka belum tahu materi dan sifat dari peralatan menggambar tersebut,” terang pelukis yang selalu mengucir rambutnya itu. Penggunaan cat air lebih disarankan bagi mereka yang sudah menginjak bangku SMP.

Menggambar atau kursus gambar, lanjut Asri, memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat yang paling terlihat dari kursus gambar adalah membantu mengembangkan fungsi otak kanan. ”Kalau sejak dini sudah belajar menggambar dan ikut kursus gambar, perkembangan otak kanannya juga cepat sehingga kreativitasnya bisa berkembang dengan baik

Merangsang kreativitas anak bisa dilakukan dengan mengenalkan pada bahasa gambar. Gambar-gambar tertentu dengan warna beragam bisa jadi daya tarik tersendiri untuk buah hati Anda. Gunakan media buku yang berukuran besar agar gambar terlihat lebih jelas dan terang. Gambar-gambar tertentu dengan warna beragam bisa jadi daya tarik tersendiri untuk si kecil.

Sebaiknya aktivitas perkenalan ini dilakukan sedini mungkin. Anda bisa memulai mengajak berjumpa gambar-gambar aneka hewan liar, baik yang sudah punah maupun masih ada. Misalnya, dinosaurus, harimau, serigala, badak, dan lain sebagainya.

Bacakan nama-nama atau keterangan pada gambar secara jelas dan terang. Jangan lupa ulangi, nama-nama hewan tersebut agar anak turut menirukan dan mengingatnya. Berikan satu contoh cara mewarnai atau menebalkan huruf..
2.
SENI TARI JATILAN/KUDA KEPANG

Gerakan tari dasar Jathilan yang diperagakan belasan anak-anak tersebut menampakkan keseriusan yang dalam serta kepolosan yang kuat. Serius karena mereka harus menghafalkan lima sampai enam gerakan dasar Jathilan pada saat tampil diatas panggung.

Gerakan-gerakan tari tersebut adalah menaiki kuda kepang, menirukan gerakan lari kuda dengan kuda kepang, melakukan ekspresi tarian diatas kuda kepang seperti tolehan kepala, goyangan badan ketika naik kuda kepang, menirukan langkah kuda yang sedang santai dan juga melakukan ekspresi kuda yang sedang semangat bergerak

Meski serius kepolosan anak-anak yang masih duduk di SD jelas terlihat. Gerakan menari yang dilakukan anak-anak perempuan yang mendampingi tari dasar Jathilan anak laki-laki tampak begitu sederhana. Mereka masih harus saling menunggu untuk bersama-sama melakukan gerak tarian.

Saat ada waktu ketika musik pengiring tari dasaran Jathilan berhenti dan seorang pamomong yang memakai topeng memberikan minum kepada anak-anak pemain kuda Jathilan, sekali lagi menunjukkan sisi kepolosan anak-anak.

Tari dasar Jathilan yang ditampilkan belasan anak-anak kelompok kesenian Rewe-Rewe tersebut berlangsung lebih dari sepuluh menit. Selama sepuluh menit itu pula penonton yang kebanyakan adalah anak-anak dan orang tua seperti tersihir untuk serius memperhatikan tari dasar Jathilan ini.